Minggu, 04 Oktober 2009

Tennis


Tennis For Two adalah sebuah permainan video yang dibuat di tahun 1958 yang dimainkan pada analog komputer, permainan ini mensimulasikan sebuah pertandingan tenis atau ping pong yang ditampilkan pada sebuah oskiloskop. Permainan ini dibuat oleh ilmuwan fisik Amerika William Higinbotham, permainan ini adalah salah satu kemajuan yang besar pada sejarah permainan video karena merupakan salah satu permainan video pertama yang dibuat secara grafik.



[sunting] Sejarah
Higinbotham membuat Tennis For Two sehingga para pengunjung yang datang tidak akan merasa bosan saat mendatangi Laboratorium Nasional Brookhaven, tempat ia bekerja [1]. Tennis For Two adalah "ayah" dari PONG, salah satu permainan tersukses di dunia. Tennis For Two hanya diperkenalkan ke publik dua kali, yaitu pada "Hari Pengunjung" di laboratorium. Sehingga, permainan ini tidak disebarluaskan kepada seluruh dunia sampai akhir 1970-an dan awal 1980-an ketika seorang pengacara berusaha membatalkan paten Magnavox yang menganggap Magnavox adalah pemilik permainan ini. Berbeda dari PONG dan permainan sejenisnya, Tennis For Two adalah permainan tenis yang ditampilkan dari samping, tidak seperti PONG yang ditampilkan dari atas, permainan ini tidak menampilkan gambar pemain. "Bola" yang berada permainan cukup unik dikarenakan bola ini dapat terpengaruh pada gravitasi dan harus melewati net. Permainan ini terdiri dari sebuah oskiloskop dan dua analog komputer yang memiliki sebuah pemutar dan sebuah tombol.

David Copperfield (nama asli: David Seth Kotkin lahir di Metuchen, New Jersey, Amerika Serikat, 16 September 1956; umur 53 tahun) adalah pesulap dan ilusionis yang telah 21 kali memenangkan Penghargaan Emmy. Di antara ilusinya yang terkenal adalah pertunjukan "menghilangkan" Patung Liberty, "terbang" di atas Grand Canyon, dan "berjalan menembus" Tembok Besar di RRC.


Copperfield mulai bermain sulap sejak berusia 12 tahun, dan menjadi pesulap termuda yang diterima sebagai anggota Society of American Magicians[1] Sewaktu berusia 16, Universitas New York sudah mengundangnya untuk mengajar kursus sulap.[2] Nama "David Copperfield" diambilnya dari tokoh fiksi bernama David Copperfield yang muncul dalam novel berjudul sama, David Copperfield karya Charles Dickens. Pada usia 19 tahun, Copperfield sudah mengadakan pertunjukan besar di Hotel Pagoda, Honolulu, Hawaii.[2]



Sebagian besar penampilan Copperfield berupa acara spesial televisi dan sebagai bintang tamu dalam acara televisi. Di layar lebar, Copperfield pernah bermain sebagai Ken si pesulap dalam film horor Terror Train produksi tahun 1980. Selain itu, Copperfield pernah tampil sebagai figuran dalam film Prêt-à-Porter (1984), namun namanya tidak dicantumkan dalam daftar pemain.


Pada tahun 1982, Copperfield mendirikan yayasan Project Magic[3] untuk membantu rehabilitasi pasien yang mengalami lumpuh tangan dengan mengajarkan gerakan sulap sebagai salah satu metode terapi fisik. Metode yang dikembangkannya mendapat akreditasi dari American Occupational Therapy Association, dan digunakan di lebih dari 1.100 rumah sakit di 30 negara di dunia.



Pada tahun 1996, Copperfield menulis antologi fiksi berjudul David Copperfield’s Tales of the Impossible yang mengambil latar belakang dunia sulap dan ilusi. Dalam penulisan buku tersebut Copperfield bekerja sama Dean Koontz, Joyce Carol Oates, Ray Bradbury, dan anggota tim yang lain. Pada tahun berikutnya terbit volume kedua, David Copperfield's Beyond Imagination (1997).


Copperfield memiliki Museum Internasional dan Perpustakaan Seni Sulap di Las Vegas, Nevada. Museum tersebut didirikan sebagai usaha Copperfield untuk melestarikan sejarah seni sulap, dan koleksi perangkat sulap antik, buku, dan benda-benda yang berkaitan dengan seni sulap.
Majalah Forbes melaporkan David Copperfield memiliki penghasilan sebesar 57 juta dolar AS pada tahun 2003. Jumlah tersebut menjadikannya berada di urutan ke-10 selebritas dengan bayaran paling mahal di dunia. Pada tahun 2004, penghasilannya diperkirakan sebesar 57 juta dolar AS (urutan ke-35), sedangkan penghasilannya pada tahun 2005 tetap berjumlah 57 juta dolar AS, namun turun ke urutan ke-41 dalam daftar selebritas top dunia.[4] Setiap tahunnya, David Copperfield melakukan lebih dari 550 pertunjukan di seluruh dunia.[5]


[sunting] Kehidupan pribadi


Copperfield pernah bertunangan dengan supermodel Claudia Schiffer. Setelah berhubungan selama 6 tahun, mereka berpisah pada tahun 1999.
Ayah Copperfield yang bernama Hyman Kotkin alias Hy meninggal dunia pada bulan Februari 2006 di San Diego, California. Semasa hidupnya, Hy sering menemani anaknya sewaktu melakukan tur keliling dunia. Copperfield memiliki situs web Remember Hy untuk mengenang ayahnya.


Pada bulan April 2006, Copperfield dan dua asisten wanitanya menjadi korban perampokan bersenjata di West Palm Beach, Florida. Pada waktu itu, mereka baru saja selesai melakukan pertunjukan ketika dirampok kelompok perampok muda usia. Kedua asistennya menyerahkan semua uang, paspor, dan telepon genggam yang dimiliki. Namun menurut pernyataan yang diberikannya kepada polisi, Copperfield tidak memberikan apa-apa kepada si perampok. Copperfield mengaku dirinya menggunakan kecepatan tangan pesulap untuk menyembunyikan harta bendanya.[6]

Kisah Kapal Hantu Flying Dutchman ini merupakan salah satu kisah yang sangat terkenal dan telah melegenda di seluruh dunia . Sudah banyak buku ditulis dengan mengangkat cerita legenda ini, bahkan dalam film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) dan Pirates of the Caribbean: At World’s End (2007) kapal hantu ini juga ikut dimunculkan.Tapi, entah nyata atau tidaknya kisah ini aku juga belum tahu, atau mungkin masih sama dengan legenda-legenda lainnya yang dianggap hanya sebatas cerita karang/dongeng turun-temurun.http://www.cel-ebration.com/THE%20CURSED%20VOYAGE%20OF%20THE%20FLYING%20DUTCHM AN%20detail%20image%20view.jpgMenurut cerita rakyat, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari kejauhan, kadang-kadang disinari dengan sorot cahaya redup. Banyak versi dari cerita ini.



Menurut beberapa sumber, Legenda ini berasal dari Belanda, sementara itu yang lain meng-claim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship” (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda “Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer. Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).



Beberapa sumber terpercaya menyebutkan bahwa pada abad 17 seorang kapten Belanda bernama Bernard Fokke (versi lain menyebut kapten “Ramhout Van Dam” atau “Van der Decken”) mengarungi lautan dari Holland ke pulau Jawa dengan kecepatan luar biasa. Ia dicurigai meminta bantuan iblis untuk mencapai kecepatan tadi. Namun ditengah pelayarannya menuju Cape of God Hope tiba-tiba cuaca buruk, sehingga kapal oleng. Lalu seorang awak kapal meminta supaya pelayaran dihentikan . Tetapi sang kapten tidak mau, lalu dia berkata “aku bersumpah tidak akan mundur dan akan terus menembus badai untuk mencapai kota tujuanku, atau aku beserta semua awak kapalku akan terkutuk selamanya” Tiba -tiba badai menghantam kapal itu sehingga mereka kalah melawan alam. Dan terkutuklah selama-lamanya Sang Kapten bersama para anak kapalnya itu menjadi jasad hidup dan berlayar di tujuh lautan untuk selama-lamanya.



Konon, Kapal tersebut dikutuk untuk melayari 7 samudera sampai akhir zaman. lalu cerita itu menyebar sangat cepat ke seluruh dunia.Sumber lain juga menyebutkan munculnya penyakit berbahaya di kalangan awak kapal sehingga mereka tidak diijinkan untuk berlabuh dipelabuhan manapun . Sejak itu, kapal dan awaknya dihukum untuk selalu berlayar, tidak pernah berlabuh/menepi. Menurut beberapa versi, ini terjadi pada tahun 1641, yang lain menebak tahun 1680 atau 1729.



Terneuzen (Belanda) disebut sebagai rumah sang legenda Flying Dutchman, Van der Decken, seorang kapten yang mengutuk Tuhan dan telah dihukum untuk mengarungi lautan selamanya, telah diceritakan dalam novel karya Frederick Marryat - The Phantom Ship dan Richard Wagner opera. Banyak saksi yang mengaku telah melihat kapal hantu ini. Pada tahun 1939 kapal ini terlihat di Mulkzenberg. Pada tahun 1941 seklompok orang di pantai Glencairn menyaksikan kapal berlayar yang tiba - tiba lenyap ketika akan menubruk batu karang. Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942. Bahkan ada suatu catatan kisah tentang pelayaran Christoper Columbus, waktu itu awak kapal Columbus melihat kapal terkatung katung dengan layar mengembang. setelah itu awak yang pertama melihat langsung tewas seketika.Mitos ahir-ahir ini juga mengisahkan apabila suatu kapal modern melihat kapal hantu ini dan awak kapal modern memberi signal, maka kapal modern itu akan tenggelam / celaka. Bagi seorang pelaut, pertemuan yang tak diduga dengan kapal hantu The Flying Dutchman akan mendatangkan bahaya bagi mereka dan konon, ada suatu cara untuk mengelak dari kemungkinan berpapasan dengan kapal hantu tersebut, yakni dengan memasangkan tapal kuda di tiang layar kapal mereka sebagai perlindungan. Selama berabad - abad, legenda The Flying Dutchman menjadi sumber inspirasi para sastrawan dan novelis.



Sejak tahun 1826 Edward Fitzball telah menulis novel The Pantom Ship (1837) yang diangkat dari pengalaman bertemu dengan kapal seram ini. Banyak pujangga terkenal seperti Washington Irving dan Sir Walter Scott juga tertarik mengangkat legenda ini.Istilah Flying Dutchman juga dipakai untuk julukan beberapa atlet sepakbola, terutama para pemain ternama asal Belanda. Ironisnya, bintang veteran negeri Orange, Dennis Bergkamp justru dikenal sebagai orang yang phobia atau takut untuk terbang, sehingga ia dijuluki The Non-Flying Dutchman. Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan :1823 : Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan , namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.1835 : Dikisahkan pada tahun itu , sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman , kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka , namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika.



1881 : Tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya , salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.



1879 : Anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.



1939 : kapal ini terlihat di Mulkzenberg , beberapa orang yang menyaksikannya terkejut kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang



1941 : Beberapa saksi mata dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang menabrak batu karang dan terpecah belah , namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP , tidak ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.



1942 : Empat orang saksi telah melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table Bay kemudian menghilang.Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di dalam catatan hariannya.



1942 : Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942



1959 : Awak kapal Straat Magelhaen kembali melaporakan melihat sebuah kapal misterius yang terombang-ambing ditengah lautan dalam keadaan kosong dengan teleskopnya.

Ryan Joseph Giggs (lahir dengan nama Ryan Joseph Wilson - lahir di Cardiff, Wales, Inggris, 29 November 1973; umur 35 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Wales. Ia merupakan salah satu pemain sayap terbaik sepanjang sejarah dan juga dikenal karena loyalitas di Manchester United.



Ayah Ryan bernama Danny Wilson, seorang pemain rugby. Ibunya bernama Lynne. Adiknya, Rhodri Giggs, juga seorang pemain sayap yang bermain untuk FC United of Manchester, sebuah klub non-liga yang didirikan oleh fans yang tidak setuju akan pengambilalihan Manchester United oleh Malcolm Glazer.



Klub Ryan sekarang ini dan satu-satunya sampai sekarang ini adalah Manchester United. Ryan merupakan pemain yang terlama membela klub ini dan merupakan pemain pertama terbanyak tampil untuk MU sepanjang sejarah (805 kali) setelah memecahkan rekor Sir Bobby Charlton (758 kali). Ia sudah bersama MU memenangkan sebelas kali gelar juara liga (mengalahkan rekor yang disandang oleh pemain Liverpool F.C., Alan Hansen dan Phil Neal yaitu sembilan kali), empat gelar FA Cup, dua gelar League Cup dan dua gelar Liga Champions.

Minggu, 27 September 2009

Baseball Softball


By Pawel RogalinskiCorporate Softball ManagerBSUK has increased the number of corporate softball events run this past summer, mostly in London, by almost 20% over 2008, with 50 events run in total.BSUK's corporate softball events are designed to raise awareness and spread the sport to the public. The best responses this year came from companies operating in banking, law, accounting and the financial sector, but there have also been one-off events including birthday evenings, team-building sessions and casual gatherings. Participation at these events has ranged from 18 to over 100 people.

Top Clients, Venues and PrizesSome of the most recognizable clients this summer included Thomson Reuters, the Ministry of Defence, Sport England, HSBC Private Banking, Deutsche Bank, L'Oreal, PriceWaterhouseCoopers, the Royal Bank of Scotland and Freshfields Bruckhaus Deringer. The total number of participants taking part in this year's corporate softball events reached over 1650. Most of the events took place in Regents Park and Hyde Park, with occasional events in Greenwich, Battersea Park and on Hampstead Heath. But there were also events run outside London – in Manchester and in Ware, Hertfordshire. The most prestigious event of the summer took place inside the home of the Honourable Artillery Company, the oldest regiment in the British army. In an event held for Billington Cartmell, the prize for winning the tournament was astonishing – a trip for the winning team to the Dominican Republic to watch baseball live. Credit crunch? What credit crunch...?The level of softball played at corporate events is obviously basic, but even so there has been some excellent play. Softball fits perfectly as far as corporate objectives of providing fun and team-building opportunities in a social setting are concerned, and it's one of the few activities that companies can offer equally to their male and female members of staff.Corporate softball events are always great fun, highly sociable and, most importantly, a great way to introduce softball to beginners.




SatisfactionSurveys conducted with corporate softball clients have again revealed high levels of satisfaction this year, with every single client stating they would recommend the service to other companies or organisations.This was due in large part to the efforts of a strong fleet of facilitators put together by BSUK, including Pawel Rogalinski, Mike Jennings, Ian Waller, Paul Phillips, Ronnie Van Loo and Lance Nelson.Satisfaction with equipment provided was 93%, satisfaction with umpires/facilitators was 87%, satisfaction with communication with BSUK was 92% and satisfaction with the overall experience was 92%.BSUK has also maintained a 35% customer retention rate, meaning that every third customer from 2007 and 2008 has asked BSUK to organise another event this year.
Contact DetailsAnyone interested in hosting a corporate softball event or in being involved as a facilitator should contact Pawel Rogalinski through the Contacts Page on the BSUK website ( Email Pawel Rogalinski ) or by calling 020-7453-7040.